Kamis, Agustus 27, 2009

Fenomena Wisata Pantai Batu Gong


Dipagi yg masih buta perjalananku beranjak ke salah satu pantai wisata di bagian barat kota Samawa Sabalong Samalewa . Nampak matahari sudah mulai muncul dari balik kawah gunung Tambora menyirami bumi dan lautan pantai Batu Gong.
Saat itu air sedang surut beberapa meter dari bibir pantai. Sungguh luar biasa Maha karya sang khalik yg di berikan di bawah laut pantai Batu Gong. Karang berwarna –warni ,Ikan, ikan hias , serta biota laut lainnya masih nampak jelas terlihat dan bisa kita nikmati , tidak kalah indahnya dengan pantai –pantai lain yg pernah saya jajaki di bumi persada ini. Decak kagum dari anak-anakku yg masih balita pun sungguh luar biasa, mereka selalu kuajak berwisata setiap minggunya ke pantai ini. Namun akankah decak kagum yg sama masih terdengar dari cucu-cucuku kelak...?.

Perasaan pesimis atas kelestarian serta keindahan Pantai Batu Gong sudah mulai nampak dan makin jelas. Pengusaha warung makan,minuman, musik yg konon katanya di sebut ”CAFE ” sudah mulai menjamur dibangun di bibir pantai tanpa kendali dan mungkin juga tanpa ijin mendirikan bangunan(IMB ). Dari pengamatan saya itu sangat jauh dari standar ”Cafe” yg sebenarnya . jadi itu bukan Cafe namun persis dengan layanan atau jasa yg di tawarkan di warung remang-remang di pulau Jawa pada umumnya.

Pantai Batu Gong dari sisi lingkungan sudah mulai di rusak dengan adanya bangunan yg tidak jelas seperti ini. Adat sopan santun dan tata krama serta budaya religi islami yg sangat kental di Tana samawa sudah mulai terkikis bahkan terpuruk dengan berkembangnya warung remang-remang dipantai Batu Gong.

Saya tidak melihat ada urgency kebutuhan hiburan masyarakat tana samawa sehingga kita harus melegalkan segala cara . Alasan kurang hiburan dan tempat rekreasi selalu di angkat oleh para oknum yg ingin merusak generasi muda dan tua di tana samawa ini sangatlah berbahaya. Masih banyak hal-hal yg positif untuk membuat hiburan di tanah samawa ini dengan mengintesifkan kinerja department pariwisata.

Salah satu contoh kita tau bahwa masyarakat tanah samawa pada umumnya sangat suka berolahraga, buatlah event-event olahraga pantai di pantai seliper seperti Volley pantai,Bola sepak pantai, sepak takraw, lomba dayung sampan, dll. Kalau yg suka musik buat event musik mingguan untuk semua kalangan yg diisi oleh musisi dari luar maupun lokal, dll. Masukan kegiatan ini dalam kalender event tahunan saya yakin ini bisa mengcover kebutuhan hiburan masyarakat.

Saya rasa tidak cukup kalau saya paparkan semua di forum yg singkat ini. Penggusuran warung remang2 di pantai Batu Gong mungkin bukanlah solusi yg terbaik bagi semua pihak, nasi sudah jadi bubur , bangunan sudah berdiri dan entah salah siapa..? baiklah kita tidak usah mencari kambing hitamnya. Mari kita cari solusi terbaik.

Pernah kita berfikir dan sadari bahwa tanah samawa ini sangatlah terkenal dengan makanan , minuman dan kue-kue tradisionalnya..? Namun apakah kita sadari bahwa saat ini ditanah samawa tercinta sudah semakin susah dan langka untuk kita bisa mencari dan menikmati makanan dan minuman tersebut..? saya yakin hal ini juga akan menjadi bagian yg akan punah di tana samawa ini.

Mungkin solusi terbaiknya Pantai Batu Gong itu kita jadikan Pusat makanan, minuman dan kue traditional tanah samawa dan kedepannya juga bisa dikembangkan menjadi pusat cindra mata khas tana samawa. Merupakan suatu kebanggaan bagi kita warga tana samawa ketika kita bisa menikmati makanan & minuman khas daerah kita. Serta menjadi peluang bisnis bagi para pedagang serta menjadi bagian dari objek wisata kuliner pertama yg mungkin akan ada di tana samawa ini. Kita juga akan merasa bangga bila tamu-tamu yg berkunjung kedaerah kita bisa menikmati masakan khas tana samawa yg beda dari daerah lainnya di nusantara ini.

Perpaduan wisata pantai dan kuliner adalah bagian dari usaha yg sangat potensial untuk pengembangan ekonomi di tanah sama ini khususnya di pantai Batu Gong. Keindahan karang laut dan biotanya juga bisa menjadi bagian dari wisata bawah air , ombak serta posisi laut yg tenang sangatlah aman untuk di kembangkan untuk wisata atau olahraga air seperti main kano,snorkling,renang ,dll.

Sangatlah fatal kalau kita masyarakat tana samawa dan Pemda Sumbawa mensupport warung remang2 atau Cafe yg mana sudah identik dengan kemaksiatan dan terbukti. Walaupun dengan alasan jam buka & model pelayanannya di tertibkan, tentu itu tidak akan efektif dan sia-sia belaka karena PEMDA dan masyarakat tidak akan mampu mengawasinya setiap saat. Kalau ini tetap didukung maka bersiap-siaplah kita menuai generasi muda sumbawa yg rusak namun sebaliknya kalau wisata Batu Gong ini kita kelola dengan baik serta jalan yg benar maka sama artinya kita peduli ke generasi muda serta mempersempit budaya kemaksiatan di Tana Samawa khususnya.

Saya berharap pihak yg terkait dalam hal ini pelaku busines Di Pantai Batu Gong ,PEMDA, Masyarakat tana samawa ikut andil dengan niat baik serta kerjasama yg baik untuk menyelamatkan lokasi pantai yg indah ini menjadi salah satu maskot wisata tana samawa dan bisa membuang jauh-jauh image bahwa pantai Batu Gong adalah gerbang tanah samawa dengan tampilan pemandangan selamat datang dengan Cafe-cafe kemaksiatan.

Mari kita jaga tanah samawa ini dan jangan sampai di obrak abrik oleh budaya-budaya luar yg sangat bertetangan dengan budaya relegi tau samawa. Marilah kita bergandeng tangan untuk kemaslahatan ummat saat ini dan generasi yg akan datang serta keselamatan lingkungan yg dititipkan pada kita selaku khalifah dimuka bumi ini. Salam Mampis manis kaleng Tanah Samawa. Syafwanuddin.

Sumber:Sumbawanews.com

1 komentar: